Cara utk isi file Word, Excel dan Power Point dlm google doc.
Cara utk isi file Word, Excel dan Power Point dlm google doc.
Ada yang pernah bertanya “bagaimana cara mengisi file microsoft excel di blog?”
Guane wehh boleh ke? seharusnya boleh, tapi bagaimana caranya yek, kash
pening juga pada mulanya, Tapi buat relek je, jika anda pernah melihat
file excel boleh di tampilkan di web bererti dekat blog pun boleh buat
begitu.
Bagi anda yang suka dan ingin sharing file dalam bentuk microsoft word (document) dan microsoft excel (spreadsheet) ataupun microsoft power point (presentation) di blog, maka anda boleh menggunakan berbagai layanan di internet. Salah satu di antaranya adalah layanan yang di sediakan oleh google yaitu Google docs. Dengan google docs anda boleh membuat file microsoft office yang kash sebutkan tadi secara online ataupun anda boleh mengupload
file yang sudah jadi alias sudah dilakukankan secara offline dan
kemudian ambil kode yang diberikan dan anda boleh menampilkannya di blog
anda.
Apa kelebihan google docs? dengan google docs anda tidak perlu mempunyai software
microsoft office yang lesennya sangat mahal dah terinstall di komputer
anda, yang anda perlukan adalah online di internet je. di sini saya
tidak perlu menerangkan bagaimana cara membuat file di google docs kerana penggunaannya hampir sama dengan microsoft office. Yang mau saya terangkan adalah bagaimana cara mengupload file yang sudah jadi ke google docs dan menampilkannya di blog anda. Tertarik?Moh kita mulakan !
Salah
satu syarat untuk menggunakan google docs adalah anda harus mempunyai
alamat email di gmail (google acount). Jika selama ini account blogger
anda menggunakan gmail maka boleh secara langsung login ke google docs.
Bagi anda yang baru pertama kali masuk ke google docs, maka anda harus
setuju dengan peraturan yang di buat oleh google. Dah ada account
google? moh kita menggodek google docs.
Lankah 1 : upload file ke google docs.
- Klik tab Upload yang berada di sebelah kiri atas layar monitor anda.
- Terus terbuka Upload File di bawah tulisan select a file to upload:
- Masukan file yang ingin anda uploadkan (word, excel, power point).
- Klik Upload File yang ada di sebelah bawahnya.
- Tunggu beberapa saat hingga file anda terupload semuanya (bergantung kepada besarnya file serta kecepatan internet anda).
- Jika sudah diupload, anda boleh juga mengeditnya jika mau.
- Klik tab publish yang ada di sebelah kanan atas layar monitor anda, maka akan keluar tulisan This document is not yet published.
- klik tombol publish now yang ada di bawahnya.
- Jika sudah selesai, lihat kembali ke bahagian bawahnya!
- Klik link bertuliskan More publishing options.
- Setelah keluar window pop up, klik menu drop down di sebelah tulisan File format kemudian pilih HTML to embed a webpage.
- Klik tombol Generate URL.
- Copy kode HTMl yang di berikan, lalu paste pada notepad atau text editor.
- Boleh close saja window nya.
- Boleh juga anda sign out dari google docs jika mau.
- Selesai.
Langkah 2 : posting kod google docs ke blogger.
- Silahkan login ke blogger dengan ID anda.
- Klik Posting Baru.
- Boleh anda buat posting yang anda inginkan.
- Ketika anda mau mengisi kode yang dari google docs, klik terlebih dahulu tab Edit HTML ( jangan yang compose)
- Paste kode google docs yang ada di notepad tadi pada tempat yang anda inginkan.
- Klik Tombol PUBLISH POST.
- Sila lihat hasilnya.
- Selesai.
RANGKUMAN PENGANTAR PENDIDIKAN
RINGKASAN MATERI
(Dari buku karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L.
La Sulo)
BAB I
MANUSIA
DAN PENDIDIKAN HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan
bermaksud membantu peserta didik menumbuh kembangkan potensi kemanusiaannya.
Tugas pendidik hanya mungkin dilakukan jika pendidik memiliki gambaran yang
jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.
Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran tentang siapa manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki manusia yang membedakannya dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Melihat kenyataan inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan pendidikan : hakikat manusia dan pengembangannya.
Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran tentang siapa manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki manusia yang membedakannya dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Melihat kenyataan inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan pendidikan : hakikat manusia dan pengembangannya.
A.
Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri
karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun
antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.
Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan
tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan
pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang
menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi ternyata gagal
karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul
sebagai bentuk ubah dari primat atau kera. Disebut sifat hakikat manusia karena
secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya.
Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh
anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut
pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti
syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah
yang membedakan antara manusia dengan binatang.
B.
Wujud Sifat Hakikat Manusia
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak
dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud
menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja
dkk , menyatakan :
1.
Kemampuan Menyadari Diri
Berkat
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia menyadari
bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan
manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan
lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan
membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia dapat melihat
kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada dirinya.
Kemampuan memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat
pendidikan dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh
kembangkan kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
2.
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah
kemampuan manusia menempatkan diri dan dapat menembus atau menerobos serta
mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak
terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke
sana dan ke masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu
dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari
pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek
masa depan dari sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa
kanak-kanak.
3.
Kata hati
Kata hati juga sering disebut
dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan sebagainya.
Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau benar dan
yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif
mana yang terbaik perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki
kecerdasan akal budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar
menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu
dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang
memiliki keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga
mampu menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau
salah bagi manusia sebagai manusia
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk
pengertian yang menyertai perbuatan maka yang dimaksud moral adalah perbuatan
itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang
yang mempunyai kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui
jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
5.
Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah
kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab
yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan
yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah
sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan
lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan
berdosa dan terkutuk.
6.
Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak
merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan
kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya
memang berlangsung dalam keterikatan.
7. Kewajiban
dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua
macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai makhluk sosial, yang satu
ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada
karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
8.
Kemampuan Menghayati Kabahagiaan
Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari
segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan sejenisnya dengan
pengalaman-pengalaman pahit dan penderitaan. Proses dari kesemuanya itu (yang
menyenangkan atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang
disebut bahagia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.
C.
Dimensi-dimensi
Hakikat Manusia, Keunikan dan Dinamikanya.
Dalam
hal ini ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu :
1.
Dimensi Keindividuan
Setiap
anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda
dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
2. Dimensi
Kesosialan
Setiap
bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld
(1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs.
S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak
dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling
berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan
menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada
dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin
bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara
manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan
sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya
dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang
dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi
dengan sesamanya.
3. Dimensi
Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan
kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai makhluk susila.
Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki
nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.
Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia
harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan
kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4.
Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah
makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau oleh
indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini. Maka dengan adanya agama
yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.
D.
Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat
Manusia
Pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas
pendidikan. Pengembangannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Pengembangan yang utuh
Pengembangan yang utuh yaitu
apabila pengembangan dimensi hakikat manusia itu terjadi secara utuh antara
jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagamaan, antara aspek koknitif, afektif dan psikomotorik. Semua dimensi-dimensi
tersebut harus mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap
salah satunya dalam hal ini dimensi keberagamaan menjadi tumpuan dari ketiga
dimensi yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Maka secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Maka secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.
2. Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh
adalah proses pengembangan dimensi hakikat manusia yang tidak seimbang antara
dimensi yang satu dengan yang lainnya, artinya ada salah satu dimensi yang
terabaikan penanganannya. Pengembangan yang tidak utuh akan menghasilkan
kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan yang seperti ini
merupakan pengembangan yang patologis atau tidak sehat.
E.
Pandangan Islam
1. Pandangan Islam Terhadap Manusia
Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling mulia dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq yang lain. Alloh menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat Ath Thiin yang artinya : Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya (Q.S At tiin 4) Dalam hubungan dengan pendidikan menurut pandangan islam manusia dapat kita lihat dari tiga titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3)
Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling mulia dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq yang lain. Alloh menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat Ath Thiin yang artinya : Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya (Q.S At tiin 4) Dalam hubungan dengan pendidikan menurut pandangan islam manusia dapat kita lihat dari tiga titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3)
a. Manusia
sebagai makhluq yang mulia
Manusia
diciptakan oleh Alloh sebagai penerima dan pelaksana ajaran agama. Oleh karena
itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan kedudukannya
yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu Alloh melengkapinya dengan akal
dan perasaan yang memungkinkan manusia menerima dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya.
Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan yang seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.
Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan yang seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.
1) Akal
dan Perasaan
Setiap
orang menyadari bahwa ia mempunyai akal dan perasaan. Akal pusatnya di otak,
digunakan untuk berfikir, perasaan pusatnya di hati, dalam kenyataan keduanya
sukar dipisahkan.
Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini merupakan anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang membuat manusia itu istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq yang lainnya. Alloh menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau tentang alam semesta ini sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan.
Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini merupakan anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang membuat manusia itu istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq yang lainnya. Alloh menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau tentang alam semesta ini sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan.
2) Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan
adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui pengalaman, informasi,
perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan merupakan hasil pengolahan akal
(berfikir) dan perasaan tentang sesuatu yang diketahui itu. Faktor terbesar
yang membuat manusia itu mulia adalah karena ia berilmu dan menggunakan ilmunya
dia dapat menguasai alam, meningkatkan iman dan taqwanya juga dengan ilmu.
3)
Kebudayaan
Islam
memandang manusia sebagai makhluq pendukung dan pencipta kebudayaan. Dengan
akal, ilmu dan perasaan ia membentuk kebudayaan dan mewariskan kebudayaan itu
kepada anak turunnya.
b.
Manusia sebagai kholifah di bumi
Setelah
bumi ini diciptakan, Alloh memandang perlu bumi itu didiami, diurus dan diolah.
Untuk itu ia menciptakan manusia sebagai kholifah di bumi. Kemampuan bertugas
ini adalah anugerah Alloh dan sekaligus merupakan amanat yang dibimbing dengan
suatu ajaran yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab manusia yang bernama
kholifah itu.
c.
Manusia sebagai makhluq PAEDAGOGIK
Mahluq
paedagogik ialah mahluq Alloh yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan
dapat mendidik. Mahluq itu adalah manusia. Sehingga mampu menjadi kholifah di
bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitroh Alloh
berupa bentuk yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluq
yang mulia, pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari
fitrah itu. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan mahluq yang lain dan
membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia dan sekaligus berarti bahwa
manusia adalah mahluq paedagogik.
2.
Pandangan Islam Terhadap Pendidikan
Ahmad
Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai suatu bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju
terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn, 1988 : 54).
Menurut
pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam tidak akan
dihayati dan diamalkan oleh umatnya kalau hanya diajarkan saja. Untuk itulah
agar islam bisa diamalkan oleh umatnya tidak hanya teoritis tetapi juga praktis
maka umat islam harus dididik melalui proses pendidikan. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Nabi SAW dalam mengajak orang untuk beriman dan beramal serta
berakhlaq yang baik sesuai dengan ajaran islam dengan berbagai metode dan
pendekatan. Sehingga beliau adalah seorang pendidik yang berhasil.
F.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sifat
hakekat manusia adalah ciri-ciri karakteristis yang secara prinsipil membedakan
manusia dari hewan atau dari makhluq lainnya
2.
Wujudnya sifat hakikat manusia antara lain kemampuan manusia menyadari diri,
kemampuan bereksistensi, mempunyai kata hati, moral, tanggung jawab, rasa
kebebasan, kewajiban dan hak serta kemampuan menghayati kebahagiaan.
3.
Dimensi-dimensi sifat hakekat manusia ada 4 yaitu dimensi keindividuan,
kesosialan, kesusilaan dan keberagaman.
4.
Pengembangan dimensi hakekat manusia ada dua yaitu : pengembangan yang utuh dan
pengembangan yang tidak utuh.
5.
Menurut pandangan islam
-
Terhadap manusia, manusia adalah :
a.
Sebagai mahluq yang mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan utuh mengabdi kepada Alloh.
b.
Sebagai kholifah dimuka bumi.
c.
Sebagai mahluq paedagogik
6.
Terhadap pendidikan :
Menurut
pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam dapat
dihayati dan diamalkan oleh umatnya hanya dengan proses pendidikan seperti yang
dilakukan olah Nabi SAW.
BAB II
PENGERTIAN
DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga nbaik jika
memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan.
Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap
unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi
sistem. Bab II ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan,
dan sistem pendidikan.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.
Batasan tentang Pendidikan
Batasan
tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya
berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau
karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga
bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya
nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b.
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai
proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi
mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang
sudah dewasa atas usaha sendiri.
c.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan
sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan
sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia.
e.
Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN
1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional
sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa
indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan
untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2. Tujuan
dan proses Pendidikan
a. Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses
pendidikan
Proses
pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro,
meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH
bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan,
PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup.
Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu,
kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16).
Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang
paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut
ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
a. Rasional
b. Alasan
keadilan
c. Alasan
ekonomi
d. Alasan
faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan
emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan
perkembangan iptek
f. Alasan
sifat pekerjaan
4.
Kemandirian dalam belajar
a. Arti
dan perinsip yang melandasi
Kemandirian
dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih
didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa
individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
b.
¬Alasan yang menopang
Conny
Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan alasan sebagai
berikut:
Ø Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
Ø Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Ø Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Ø Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Ø Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
Ø Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Ø Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Ø Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek
yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang
yang membimbing (pendidik)
3.
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke
arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5.
Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat
dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
Penjelasan:
1.
Peserta Didik
Peserta
didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas
peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b.
Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke
arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat
dan Metode
Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan
dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b. Tempat
Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C.
PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1.
Pengertian Sistem
Beberapa
definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem
adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
4.
Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
a. Cara
memandang system
Perubahan
cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem ataupunsebaliknya suatu
sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain daripada
perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata lain ruang
lingkup suatu permasalahan.
b.
Masalah berjenjang
Semua
masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat,
alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c.
Analisis sitem pendidikan
Penggunaan
analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari
penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir
secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat
dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling
hubungan antarkomponen
Komponen-komponen
yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang
baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala
komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
e. ¬Hubungan sitem dengan suprasistem
e. ¬Hubungan sitem dengan suprasistem
Dalam
ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan dengan
sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu
hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu
kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.
5.
Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisis.
a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisis.
b.
Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat
dipahami lebih baik.
c.
Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan
membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap
meskipun isi bervariasi dan berubah.
6.
Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan
(inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan
prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam
bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam
jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang telah bekerja
berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan
prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis yang siap
pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7.
Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
¬Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
¬Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
BAB III
LANDASAN
DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang
sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa
depan.
Bab III ini
akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta
beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan
tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi.
Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang
hayat, kemandirian dalam belajar.
A. LANDASAN PENDIDIKAN
A. LANDASAN PENDIDIKAN
1.
Landasan Filososfis
a.
Pengertian Landasan Filosofis
Landasan
filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat
yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1.
¬Esensialisme
Esensialisme
adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts)
atau bahan ajar esensial.
2.
Perenialisme
Perensialisme
adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni
kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3.
Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme
adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. ¬Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ø Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ø Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. ¬Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ø Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ø Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
Pendidikan akan menyiapkan peserta
didik memasuki masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, keputusan dan
tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa
depan tersebut. Bab IV ini akan memaparkan perkiraan masyarakat masa depan, dan
dilanjutkan dengan upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.
A. PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut aka sangat penting sebagai latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang. Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
1. Kecenderungan Globalisasi
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
Ø Bidang Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
Ø Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara.
Ø Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuan tingkat Internasional.
Ø Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara.
A. PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut aka sangat penting sebagai latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang. Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
1. Kecenderungan Globalisasi
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
Ø Bidang Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
Ø Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara.
Ø Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuan tingkat Internasional.
Ø Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara.
2. Perkembangan IPTEK
Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tertentu.
B. ¬UPAYA PENDIDIKAN DALAM MENAGANTISIPASIKAN MASA DEPAN
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematis. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara dalam masa yang akan datang. Oleh karena itu kajian selanjutnya akan membahas tentang tuntutan manusia masa depan, dan upaya mengantisipasi masa depan.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Untuk jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
Ø Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan atau pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
Ø Melanjutkan ke pendidikan menengah.
Tuntutan manusia indonesia di masa depan, setelah kemampuan dasar tersebut, terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:
Ketanggapan terhadap pelbagai masalah sosial, politik, kultural, danØ lingkungan.
Kretifitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.Ø
Ø Efisiensi dan etos kerja yang tinggi
2. Upaya Mengantisipasikan Masa Depan
Sesuai dengan penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989,fungsi pendidikan diarahkan bukan hanya untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat.
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang pembentukan kemampuan mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan mempertahankan. Kesrasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap akan memeberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh kebudayaan lain. Oleh karena itu, yang dibutuhhkan adlah memperkuat ketahanan budaya, sehingga dapat memanfaatkan pengaruh positif serta menghindari pengaru negatif dari kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam membangun danmemperkuat ketahanan budaya tersebut.
Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tertentu.
B. ¬UPAYA PENDIDIKAN DALAM MENAGANTISIPASIKAN MASA DEPAN
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematis. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara dalam masa yang akan datang. Oleh karena itu kajian selanjutnya akan membahas tentang tuntutan manusia masa depan, dan upaya mengantisipasi masa depan.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Untuk jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
Ø Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan atau pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
Ø Melanjutkan ke pendidikan menengah.
Tuntutan manusia indonesia di masa depan, setelah kemampuan dasar tersebut, terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:
Ketanggapan terhadap pelbagai masalah sosial, politik, kultural, danØ lingkungan.
Kretifitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.Ø
Ø Efisiensi dan etos kerja yang tinggi
2. Upaya Mengantisipasikan Masa Depan
Sesuai dengan penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989,fungsi pendidikan diarahkan bukan hanya untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat.
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang pembentukan kemampuan mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan mempertahankan. Kesrasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap akan memeberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh kebudayaan lain. Oleh karena itu, yang dibutuhhkan adlah memperkuat ketahanan budaya, sehingga dapat memanfaatkan pengaruh positif serta menghindari pengaru negatif dari kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam membangun danmemperkuat ketahanan budaya tersebut.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
Ø Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital. Seperti manufakturing pertanian.
Ø Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan bahasa asing.
Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluargaØ berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.Ø
Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan.Ø
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
Ø Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital. Seperti manufakturing pertanian.
Ø Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan bahasa asing.
Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluargaØ berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.Ø
Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan.Ø
BAB
V
PENGERTIAN,
FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia
selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan. Bab ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi lingkungan
pendidikan, tripusat pendidikan dan pengaruh timbal balik antara tripusat
pendidikan dan perkembangan peserta didik.
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Menurut
Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan
alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang
disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan
mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan
sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan
adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
B.
TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat
dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1.
Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø Menjamin kehidupan emosional anak
Ø Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø Menjamin kehidupan emosional anak
Ø Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
BAB VI
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
¬¬¬Asas Taman Siswa
Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
¬Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
¬¬¬Asas Taman Siswa
Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
¬Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal
didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
Ø
Berpikir logis dan rasional
Ø Keaktifan atau kegiatan
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan pembawaan anak
Ø Menentang intelektualisme
Ø Keaktifan atau kegiatan
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan pembawaan anak
Ø Menentang intelektualisme
Dasar-dasar
tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti:
syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan
sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Ø Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ø Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
Ø Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ø Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b.
Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa
usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain
menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau
pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku
pelajaran.
c.
Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan
nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang
pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
BAB
VII
PERMASALAHAN
PENDIDIKAN
Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan
saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
A.
PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN
Pada
dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapai saat ini,
yaitu:
a) Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
a) Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
B. JENIS
PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah
pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan
penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah
mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, maslah relevansi pendidikan.
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah
pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapt
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warganegara untuk
memperoleh pendidikan. Masalah ini dapat dipecahkan dengan dua cara yaitu
dengan cara konvensional dan cara inovatif. Cara konvensional misalnya
pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam belajar. Cara inovatif misalnya
sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu
pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu
pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen pendidikan.
3.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa
masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain:
a)
bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
b) Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
b) Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
4.
Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya
kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan
pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut.
a. status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
a. status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
b. sistem
pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai. Yang ada ialah
siap kembang.
c. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya
C. SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya. Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
c. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya
C. SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya. Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
D.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1.
Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan
dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya
peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu
pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Seni
merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram
menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program
lain dalam sistem pendidikan.
2. Laju
Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu:pertambahan penduduk dan
penyebaran penduduk.
3.
Aspirasi Masyarakat
Belakangan
ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan
pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah
mereka menjalani proses pendidikan.
4. Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
4. Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan
budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan
sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena
dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis
menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
E. PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
E. PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
1.
Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan
aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah
tersebut antara lain:
a.
Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
b. Masalah Kurikulum
c. Masalah Peranan Guru
d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
b. Masalah Kurikulum
c. Masalah Peranan Guru
d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
2. Upaya
Penanggulangan
Beberapa
upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut,
diantaranya:
a.
Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan
c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan
c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
BAB VII
SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL
Setiap
bangsa memiliki sitem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing masing
bangsa berdasarkan pada jiwa dan kepribadia kebudayaannya. Sistem pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Bab VIII ini akan membahas mengenai jalur, jenjang, dan jenis program sistem pendidikan nasional, pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, serta upaya pembaruan sistem pendidikan Nasional.
bangsa berdasarkan pada jiwa dan kepribadia kebudayaannya. Sistem pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Bab VIII ini akan membahas mengenai jalur, jenjang, dan jenis program sistem pendidikan nasional, pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, serta upaya pembaruan sistem pendidikan Nasional.
A.
KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
1.
Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan
UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, kelembagaan
pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program pendidikan.
a. Jalur
Pendidikan
Penyelenggaraan
sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur pendidikan
sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan tinggi), dan
pendidikan luar sekolah atau PLS.
b.
Jenjang Pendidikan
Jenjang
pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman
bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.
2.
Program dan Pengelolaan Pendidikan
a. Jenis
Program Pendidikan
Jenis
pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No. 2)
Program
pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :
• pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);
• pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)
• Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB)
• Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN)
• Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)
• pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);
• pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)
• Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB)
• Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN)
• Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)
b.
Kurikulum Program Pendidikan
Dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang disusun untuk
mencapai tuuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup dua aspek yaitu
aspek kesatuan nasional, dan aspek local
B. UPAYA
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
1. Jenis
Upaya Pembaruan Pendidikan
Pembaruan
yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat penunjangnya,
struktur prndidikan, dan tenaga kependidikan.
a.
Pembaruan Landasan Yuridis
Landasan
yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan pendidikan dan
mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum,
pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.
Sejak
kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem pendidikan
nasional melalui peraturan pemerintah dan undang undang sisdiknas. Dan revisi
itu akan terus dilakukan sejalan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap
pendidikan.
b. Pembaruan Kurikulum
b. Pembaruan Kurikulum
Pembaruan
kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program, dan
metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004 (KBK), dan
yang terakhir adalah kurikulum 2006.
c.
Pembaruan Pola dan Masa Studi
Pembaruan
pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan jenjang dan jenis
pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.
d.
Pembaruan Tenaga Pendidikan
Yang
dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2. Dasar
dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional
Dasar dan
aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan yuridis
yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan
nasional, seperti pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik Pendidikan, Perpu, dan
lain-lain.
BAB XI
PENDIDIKAN
DAN PEMBANGUNAN
Pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
kualitas SDM. Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah
pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Bab ini akan membahas mengenai
esensi pendidikan dan pembangunan, titik temu antar keduanya, peranan
pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
A. ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dalam diri manusia.
A. ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dalam diri manusia.
2.
Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan
seterusnya)
B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN
B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN
Sumbangan
pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya,
segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja..
1. Segi Sasaran Pendidikan
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra
manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.
2. Segi
Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi
ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem.
Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan
formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem
pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
3. Segi
Jenjang Pendidikan
Jenjang
pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan lanjutan,
menengah, dan pendidikan tinggi.
4. Segi
Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan
kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik,
keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan
l;ain-lain.
C.
PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Bagian
ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun
dan wujud sisdiknas..
1.
Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Sistem
pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia
cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan, untuk itu perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.
Selain
itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem
pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas
teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
2. Wujud
Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara
makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling
terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum
a) Hubungan Antar Aspek-aspek
a) Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek
filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain,
karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis
menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan
filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain
secara total.
b. Aspek
Filosofis dan Keilmuan
Aspek
filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan
pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat
manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan
sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.
c.
¬¬Aspek Yuridis
UUD 1945
sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang
melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32))
maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).
Pasal
pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci
kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No.
12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
d. Aspek
Struktur
Aspek
struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur
pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu
belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari
perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek
Kurikulum
Kurikulum
merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah, maka
kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya,
orientasinya, pendekatannya maupun metodenya.
Langganan:
Postingan (Atom)